Profil Desa Gunungtugel

Ketahui informasi secara rinci Desa Gunungtugel mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gunungtugel

Tentang Kami

Profil Desa Gunungtugel, Sukoharjo, Wonosobo. Jelajahi desa unik dengan legenda `Gunung Patah`, sebuah pusat pertanian salak yang subur, dan masyarakat yang hidup harmonis dengan warisan geologis serta budaya yang kaya akan cerita rakyat.

  • Identitas Legendaris `Gunung Tugel`

    Memiliki nama dan identitas yang sangat kuat, berakar dari legenda atau fitur geologis "Gunung Patah" yang menjadi ikon dan penanda utama wilayah desa.

  • Pusat Pertanian di Kaki `Gunung Patah`

    Merupakan kawasan agraris yang sangat subur, khususnya untuk perkebunan Salak Pondoh, yang berkembang pesat di tanah sekitar formasi bukit yang unik tersebut.

  • Potensi Wisata Berbasis Geologi dan Mitos

    Menyimpan potensi besar yang belum tergarap untuk pengembangan wisata minat khusus (geowisata dan wisata budaya) yang berbasis pada cerita rakyat dan keunikan bentang alamnya.

XM Broker

Di jajaran perbukitan selatan Wonosobo, terdapat sebuah desa yang namanya menyimpan kisah dramatis tentang alam: Desa Gunungtugel. Secara harfiah, nama ini berarti "Gunung Patah" atau "Gunung Terpotong". Nama yang perkasa ini bukan sekadar penanda, melainkan sebuah identitas yang berakar kuat pada legenda dan fitur geologis unik yang mendefinisikan desa tersebut. Desa Gunungtugel adalah sebuah panggung di mana mitos masa lalu dan denyut nadi kehidupan agraris masa kini menyatu secara harmonis. Di sini, masyarakat hidup dari kesuburan tanah yang ironisnya lahir dari sebuah "keterpecahan", membuktikan bahwa dari sebuah fragmen dapat tumbuh sebuah komunitas yang utuh dan sejahtera.

Legenda di Balik Nama Gunungtugel

Kisah paling memikat dari desa ini adalah legenda yang melatarbelakangi namanya, sebuah narasi yang diwariskan secara turun-temurun dan sering menjadi sorotan utama dalam website desa. Menurut cerita rakyat yang paling populer, dahulu kala di wilayah ini berdiri sebuah gunung yang utuh dan megah. Terjadilah sebuah pertempuran dahsyat antara dua tokoh sakti mandraguna. Salah satu tokoh, dalam puncak amarahnya, memukul atau menendang puncak gunung tersebut hingga patah (tugel) dan terlempar jauh. Patahan puncak gunung itulah yang kini diyakini menjadi bukit atau gunung kecil lain di lokasi yang berbeda, sementara sisa tubuh gunung yang "patah" inilah yang menjadi lokasi Desa Gunungtugel.Secara visual, di wilayah desa memang terdapat sebuah bukit yang memiliki bentuk seperti terpotong atau terpancung puncaknya, tidak lancip seperti bukit pada umumnya. Formasi geologis inilah yang menjadi bukti fisik bagi masyarakat, yang terus menguatkan kebenaran legenda tersebut. Cerita ini lebih dari sekadar dongeng pengantar tidur; ia adalah sumber identitas, kebanggaan dan ikatan budaya yang menyatukan masyarakat dengan tanah tempat mereka tinggal.

Geografi dan Warisan Bentang Alam

Desa Gunungtugel secara administratif berada di Kecamatan Sukoharjo, sebuah kawasan beriklim tropis hangat yang sangat berbeda dari dataran tinggi Dieng. Topografinya didominasi oleh perbukitan bergelombang dengan ketinggian menengah, sebuah lanskap yang sangat ideal untuk pertanian campuran. "Gunung Tugel" yang menjadi ikon desa merupakan formasi bukit tertinggi yang menjadi pusat orientasi visual dan geografis bagi warga.Berdasarkan data pemerintah daerah per tanggal 17 September 2025, luas wilayah Desa Gunungtugel adalah 2,85 kilometer persegi (km²). Wilayahnya berbatasan langsung dengan desa-desa tetangga. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Kajeksan. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kalibening. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karanganyar, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jebengplampitan. Tanah di sekitar bukit legendaris ini dikenal sangat subur, seolah menjadi berkah yang lahir dari peristiwa dahsyat di masa lalu.

Demografi dan Masyarakat Penjaga Legenda

Menurut data kependudukan terbaru, jumlah penduduk Desa Gunungtugel tercatat sebanyak 4.510 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.582 jiwa per km². Sebagian besar penduduknya merupakan petani, dengan keahlian khusus dalam budidaya Salak Pondoh.Masyarakat Desa Gunungtugel dapat dianggap sebagai para "penjaga legenda". Mereka tidak hanya mewarisi lahan untuk bertani, tetapi juga mewarisi sebuah cerita agung yang membentuk cara pandang mereka terhadap alam. Terdapat rasa hormat yang mendalam terhadap bukit "Gunung Tugel", yang dianggap sebagai pasak atau paku buminya desa. Kehidupan sosial masyarakatnya sangat komunal (guyub), di mana tradisi gotong royong dan musyawarah mufakat menjadi pilar utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan bersama.

Pertanian Subur di Tanah Penuh Berkah

Meskipun namanya menyiratkan sebuah "kerusakan", tanah di Desa Gunungtugel justru sangat subur dan produktif. Ini menciptakan sebuah narasi yang indah: dari sebuah "keterpecahan" justru lahir kelimpahan. Sektor pertanian menjadi tulang punggung utama ekonomi desa, dengan Salak Pondoh sebagai komoditas primadona. Perkebunan salak terhampar luas di lereng-lereng perbukitan, termasuk di kaki bukit Gunung Tugel itu sendiri.Selain salak, masyarakat juga menanam padi di lahan-lahan yang lebih rendah dan berair, serta tanaman palawija seperti singkong dan jagung di lahan tegalan. Model pertanian terpadu ini memastikan desa memiliki ketahanan pangan yang kuat sekaligus sumber pendapatan tunai yang stabil. Hasil pertanian, terutama salak, dari Desa Gunungtugel dikenal berkualitas baik dan dipasarkan ke berbagai daerah.

Potensi Terpendam: Wisata Mitos dan Geopark Lokal

Legenda dan keunikan geologis Desa Gunungtugel merupakan aset pariwisata yang sangat besar dan belum banyak tersentuh. Desa ini memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus, yang menggabungkan unsur wisata mitos (cerita rakyat), geowisata (wisata bentang alam), dan agrowisata (wisata kebun salak).Pemerintah desa, seperti yang kadang tersirat dalam rencana pembangunan di website desa, mulai menyadari potensi ini. "Kami ingin orang datang ke Gunungtugel tidak hanya untuk membeli salak, tapi juga untuk mendengar cerita kami dan melihat keunikan tanah kami," ungkap seorang aparat desa. Pengembangan jalur pendakian ringan (hiking trail) menuju puncak bukit Gunung Tugel, lengkap dengan panel-panel informasi yang menceritakan legenda dan formasi geologisnya, dapat menjadi daya tarik utama. Paket wisata petik salak sambil mendengarkan dongeng dari juru kunci atau sesepuh desa akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung.

Penutup: Kekuatan dari Sebuah Keterpecahan

Desa Gunungtugel adalah sebuah anomali yang mempesona. Ia adalah tempat di mana sebuah legenda tentang kehancuran justru menjadi fondasi bagi kehidupan yang subur dan komunitas yang utuh. Desa ini mengajarkan bahwa identitas sebuah tempat tidak hanya dibentuk oleh apa yang ada, tetapi juga oleh cerita tentang apa yang telah tiada. Dengan memadukan kekayaan agraris dan kekayaan narasi budayanya, Desa Gunungtugel memiliki semua modal untuk tumbuh menjadi destinasi yang unik dan berdaya saing, membuktikan bahwa dari sebuah "gunung yang patah" dapat memancar kekuatan dan kemakmuran yang tak terhingga.